BANYUWANGI, IN.id – Ditengah mataknya pandemi virus corona yang disebut Covid 19, yang sangat berdampak cukup segnifikan dikehidupan masyarakat Indonesia umumnya.
Kondisi ini menuai beberapa kontro versi serta simpati pada kalangan pemerhati publik, terlepas munculnya kontro versi terkait maraknya covid 19, tidak sedikit para lembaga juga individu yang prihatin atas wabah ini, yang berakibat kematian serta hancurnya perekinomian masyakat kecil dan menengah.
Peristiwa wabah yang mendunia tersebut banyak menggugah hati masyarqkat untuk berbuat baik bagi mereka seiring dengan bulan suci romadhan di tahun 2020.
Selain maraknya bagi bagi masker sebagai bentuk gotong royong melawan corona, juga bagi bagi sembako bagi masyarakat miskin dan yang kurang mampu.
Selain itu semua banyak komunitas juga ikut andil bagi bagi takjil seperti yang silakukan IMAMU ( ikatan mahasiswa alumni miftahul ulum, red ), para alumni pondok pesantren Miftahul Ulum Bengkak Kacamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, tergabung dalam wadah IMAMU.

Langkah ini sebagai bentuk simpati kalangan alumni pesantren yang menempuh pendidikan di berbagai univeraitas di jawa timur, hari ini 19/5 dijalan pantura Banyuwangi – Situbondo menggelar bagi bagi takjil bagi pengendara motor juga mobil.
Menurut ketua IMAMU Nur Moh. Aris Boy, acara ini merupakan bentuk kepedilian alumni yang masih berstatus mahasiswa dengan sukarela menggocek kantong celananya dengan niatan berbagi, ” langka ini merupakan bentuk kepedulian terhadap masyarakat ditengah pandemi, walau sekedar sisa uang saku, kami sedikit demi sedikit kami kumpulkan untuk melakukan bakti sosial sekaligus bersedekah diahir ahir romadhan tahun ini “, terang ketua IMAMU kepada wartawan Independent news.
Ditambahkannya, langkah ini merupakan acara sepotanitas diselah selah diskusi on line, para alumni Miftahul Ulum mengamini untuk bagi bagi takjil, rencana ini dalam tiga hari dapat terlaksana, ” saya sangat berterimah kasih pada para Alumni Pondok Prsantren Miftahul Ulum walau sudah menjadi mahasiswa di berbagai kota jawa timur masih memiliki empati walaupun nilai kecil, saya berkeyakinan dapat dirasakan sedikitnya 500 hamba Allah “, lanjut Boy panggilan akrap ketua IMAMU. (edy / ari)