SOLO, IN.ID | Peringatan Hari Lahir Marhaenisme ke-96 diselenggarakan di Solo, Senin (24/7) malam bertempat di Bendung Tirtonadi, aliran Sungai Pepe.
Kegiatan yang diinisiasi oleh DPKot KBM Solo ini langka dan menarik. Kegiatan ditandai dengan menebar ribuan bibit ikan, ikan nila, dll, oleh KGPH Ndaru Kusumo,(anggota BPIP Pusat), Soetjipto, dan Djoko Setyo Winantoro (DPP KBM Jateng) Purwono, S.H., M.H. (Ketua KBM Solo) dan Mbak Astrid (Rektor Universitas Surakarta).
Maknanya dari kegiatan tersebut, kata Purwono, agar anak-anak muda kita kelak menjadi kader – kader penerus perjuangan Bapak Marhaenisme Bung Karno.
Selain pemotongan tumpeng yang diberikan Senior – Senior Marhaenis kepada generasi muda, gelaran ini juga ditandai dengan sarasehan tentang “Urgensi Kelahiran Marhaenisme” dengan narasumber KGPH Ndaru Kusumo, dimoderatori Mbak Astrid.
Hadir dalam acara ini selain wakil – wakil ormas seasas seperti PA GMNI, GMNI, GPM, GSNI, juga sahabat-dahabat OKP dari Pemuda Muhammadiyah, GP Ansor, KNPI, dll.
Sambutan diberikan oleh Walikota Solo yang diwakili Kepala Kesbangpol Hendarji, Ketua DPKot KBM Solo Purwono, Ketua DPP KBM Jateng Soetjipto.
Narasumber yang merasa lebih senang disapa sebagai Bung Ndaru Kusumo, dari pada gelar bangsawannya, mengatakan, Marhaenisme sebagai asas dan praktek perjuangan tetap relevan di masa sekarang. Selagi masih ada penindasan, ketidakadilan, kemiskinan dan kebodohan, kehadiran Marhaenjsme sangat diperlukan.
Karena esensi dari ajaran Bung Karno ini, tuturnya, memang untuk mengangkat derajat si Marhaen (kawulo alit) agar hidup makmur, sejahtera, bahagia, dan berdaulat. Baik untuk diketahui, Marhaenisme dijadikan asas dari PNI, partai politik yang didirikan Bung Karno dkk pada 4 Juli 1927. (SK/Red)