Program PENA Turut Berkontribusi Dalam Penurunan Kemiskinan Ekstrem

  • Whatsapp

MALANG, IN.ID | Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) telah turut berkontribusi dalam mengurangi ketimpangan ekonomi nasional dan menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia.

Salah satu cara menjembatani supaya ketimpangan eknomi tidak semakin ‘menganga’ ya melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA),” ujar Menko PMK saat mengikuti kegiatan peresmian Klinik Usaha PENA dan Peluncuran Tata Rupa Nusantara, di Kabupaten Malang, pada Sabtu (12/8/2023).

Bacaan Lainnya

Program PENA yang diinisasi oleh Kementerian Sosial (Kemensos) merupakan kegiatan pemberdayaan melalui pendekatan praktis, inovatif, dan berkelanjutan untuk meningkatkan dan/atau menghasilkan pendapatan sekaligus memberikan dampak positif secara sosial-budaya, lingkungan, khususnya untuk mewujudkan kemandirian bagi kelompok miskin, rentan, dan orang tidak mampu.

Kemudian, Klinik Usaha PENA di Kabupaten Malang merupakan program perdana yang bertujuan untuk rumah aspirasi dan ke depannya untuk klinik pendampingan usaha bagi keluarga penerima manfaat (KPM) PENA dan merupakan upaya nyata untuk mendorong perekonomian UMKM.

Klinik Usaha PENA bertujuan untuk memberikan pendidikan tentang peningkatan nilai produk, baik dari aspek kualitas, perizinan, kemasan, hingga pengelolaan keuangan yang terpisah dari keuangan rumah tangga dengan keuangan usaha.

Hingga Juli 2023, sebaran penerima PENA terdapat 1.207 KPM dan tersebar di 21 Provinsi, 92 Kota dan Kabupaten. Sementara, di Malang Raya, terdapat 482 KPM graduasi dan didampingi oleh 80 pendamping (60 Pendamping PKH dan 20 Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)).

Muhadjir menyampaikan, dari berbagai program yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan kemiskinan ekstrem, termasuk melalui program PENA, telah menunjukkan hasil yang cukup baik. Berdasarkan data Maret 2023 persentase penduduk miskin ekstrem adalah sebesar 1,12 persen, angka tersebut mengalami penurunan seignifikan sebesar 0,62 persen dari periode September 2022 yang sebesar 1,74 persen.

Menurutnya, program pengentasan kemiskinan ekstrem perlu difokuskan pada program pemberdayaan seperti PENA, yang mengedepankan pelatihan keterampilan dan dukungan finansial yang lebih baik. Upaya ini diarahkan untuk membantu KPM untuk dapat mencapai kemandirian ekonomi.

Jadi kalau ini bergerak menjadi pengusaha maju, yang mikro menjadi kecil, yang kecil menjadi menengah, yang menegah menjadi besar, itu lah nanti maka ekonomi Indonesia semakin merata dan akan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia,” jelasnya.

Meskipun angka kemiskinan ekstrem mengalami penurunan yang cukup signifikan, Menko PMK mengingatkan masih butuh kerja keras untuk mencapai target kemiskinan ekstrem 0 persen pada tahun 2024.

Menurutnya, untuk mencapai target tersebut diperlukan kerja bersama, termasuk melalui penerima manfaat PENA yang bisa memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan menciptakan peluang kerja baru bagi rumah tangga miskin ekstrem yang ada di sekitarnya.

Peranan ibu-ibu PENA sangat luar biasa. Saya yakin kemiskinan ekstrem kita turun 0,62 persen berkat peranan ibu-ibu PENA ini. Saya berterima kasih pada Ibu Mensos dan semua ibu yang terus bersemangat,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu hadir Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini; Komisi XI DPR-RI Andreas Eddy Susetyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar; Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, Vice President Asuransi Astra Djoko Nugroho Anindito.(Novrizaldi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan