Wagub Emil Ajak Generasi Milenial Terapkan Filosofi 3N Ki Hadjar Dewantara

  • Whatsapp

SURABAYA, IN.ID | Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak memotivasi generasi muda Jatim untuk memiliki mental budaya swadesi atau mandiri ekonomi kreatif. Produk-produk ekonomi kreatif sendiri dapat berupa gambar dan hasil desain, foto, video, atau barang dan jasa lainnya.

Hal ini disampaikannya dalam Kick Off Bisnis Indonesia Goes to Campus 2023 di Auditorium Pascasarjana ITS pada Jumat (26/6).

Bacaan Lainnya

Budaya ini, sebut Emil, lekat dengan filosofi 3N dari Ki Hadjar Dewantara, yaitu Niteni, Niroke, Nambahi. Konsep ini dipandang sebagai proses pembelajaran alami, dimana generasi milenial Jatim bisa menemukan celah kebaruan dari suatu hal dan memberikan nilai tambah pada ciptaan mereka.

Wagub Jatim ini mengungkapkan pentingnya kemandirian dan ide kreatif guna memberikan nilai tambah pada hasil produk ciptaan generasi Milenial.

“Kalau bukan buatan sendiri, maka kita akan dibanjiri impor baik barang ataupun jasa. Nah impor harus diimbangi ekspor juga. Jangan sampai terjadi kebocoran ekonomi. Kita harus memiliki mental budaya swadesi, jadi melihat barang bagus bukan ingin beli tapi ingin buat,” ungkapnya.

“Ini lekat sekali dengan filosofi di Jawa yaitu 3N, Niteni, Niroke, dan Nambahi,” lanjutnya.

Mantan Bupati Trenggalek ini menekankan bahwa kreativitas sumber daya manusia memberikan nilai tambah bagi produk fisik dan non-fisik.

“Kita harus bisa memberikan nilai tambah pada apapunĀ  yang kita hasilkan. Bisa barang benda maupun tak benda, seperti desain logo, jasa fotografi dan videografi, lalu penerjemahan. Yang bisa membedakan nilai tambah dan kespesialan suatu karya adalah sumber daya manusianya,” jelasnya.

Lebih lanjut Emil memaparkan, semua skill SDM generasi muda Jatim dapat dimanfaatkan dalam ekonomi kreatif. Di mana hasil pekerjaan tidak mesti berupa benda fisik, tetapi juga dapat secara digital.

“Hari ini muncullah yang namanya ekonomi kreatif. Di sini kita mendapatkan keuntungan tidak harus dari barang tapi bisa dengan karya yang intangible, bisa digital. Murni benar-benar produknya bisa kita nikmati tidak secara fisik,” paparnya.

Menurut Emil, Ekonomi kreatif ini bisa menjadi hal yang menjawab tantangan bonus demografi dengan memberikan generasi muda peluang untuk bekerja dan membuka lapangan pekerjaan. bahkan, generasi muda dapat memberikan layanan mereka pada klien-klien di negara lain.

“Untuk menjawab tantangan bonus demografi kita harus bisa meningkatkan sumber daya manusia produktif dan lapangan pekerjaannya. Kita pun juga bisa nengekspor service kita, jadi anak muda tidak hanya dapat klien dari dalam tetapi juga luar negeri,” sebutnya.

Emil lantas berharap generasi muda Jatim dapat bisa menjadikan bonus demografi sebagai _blessing_ yang dimiliki Indonesia, di mana Jatim dapat menjadi produsen bukan hanya konsumen dari produk kreatif.

“Generasi emas Indonesia 2045 harus bisa menjawab tantangan bonus demografi, sehingga dia menjadi _blessing_ bukan _curse_ untuk kita. Kita harus bisa menjadi produsen dan bukan cuma konsumen dari karya kreatif,” pungkasnya. (Moh. Ali Kuncoro)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan