Pantai Sindangkerta Cipatujah Jadi Icon Wisata Tasikmalaya

  • Whatsapp

TASIKMALAYA, IN.ID | Pantai Sindangkerta mulai muncul dan dikenal pada tahun 2000an sebagai wisata alam yang unik dan indah dengan terumbu karang dan menjadi icon wisata alam di Tasikmalaya. Pantai yang terletak di Jl. Raya Sindangkerta (Cipatujah), Tasikmalaya, Jawa Barat. Bagi masyarakat para penikmat pantai, bisa menikmati dengan sesuka hati dan bebas untuk menghirup udara segar jauh dari pencemaran dan polusi udara.

Ketua Brigade Garuda Muda (BGM), Ujang Ramlan yang kami temui sejak beraada di Pantai Sindangkerta menyampaikan kepada awak media.

Bacaan Lainnya

“Pantai Sindangkerta merupakan aset wisata yang potensi perlu dijaga dan dikelola secara profesional karena sebagai pendukung pendapatan asli daerah,” ujarnya.

“Bahkan kalau benar-benar ditingkatkan dalam pengelolaannya oleh pemerintah, keunggulan dari pantai Sindangkerta ini merupakan salah satu pantai yang masih alami dan masih terjaga dari kearifan lokalnya perlu dikembangkan dan disentuh oleh pihak Dinas Pariwisata,” ungkapnya melanjutkan.

“Saya berharap kedepan pantai ini akan menjadi aset daerah dan aset negara juga yang benar-benar perlu dijaga dan dirawat sebagai obyek wisata primadona dan tidak kalah dengan pantai-pantai lainnya,” harapnya.

Sementara ketua umum Bina Karya Negeri dari misi kemanusiaan, Mumuh Kostaman mengatakan bahwa kalau Pantai Sindangkerta yang ada di Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya ini merupakan salah satu pendukung pendapatan daerah yang perlu dikembangkan dan dilestarikan sebagai kolaborasi artistik seni alam dan budaya sebagai barometer obyek wisata yang mempunyai ciri khas terumbu karang.

“Pantai ini akan mendatangkan sumber pendapatan ekonomi masyarakat sekitar dan dapat berpartisipasi ikut andil untuk berdagang, baik berjualan makanan, menyewakan ban untuk berenang, berjualan pakaian khas pantai dan lain-lain,” ungkap Mumuh Kostaman.

Sepertihalnya penjelasan Ibu Euis yang kelahiran tahun 1974 berhasil juga diwawancara oleh awak media.

“Saya masuk di Sindangkerta pada tahun 1990. Pada saat itu masih hutan belantara belum ditata dan dikelola, namun sekarang sudah agak lumayan sudah maju bahkan pengunjungnyapun sudah banyak yang berasal dari luar Bandung, Jakarta dan daerah lainnya. Dan yang terpenting sudah bisa membantu ekonomi masyarakat dan keluarga saya,” terang Ibu Euis dengan tersenyum bangga. (RJ/Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan